TARAKAN, mediakaltara.com – Tanaman hias Alocasia merupakan tanaman endmik asli dari hutan Kalimantan utara, dalam kurun dua bulan terakhir ini di minati masyarakat Indonesia maupun dari luar negeri.
Saat dikonfirmasi, penjual alocasia asal Tarakan Sam Fadillah mengungkapkan, selama dua bulan ini permintaan mencapai 500 pcs hingga sampai 1.000 pcs sekali pengiriman.
“Saya jual alocasia ini melalui situs belanja online, bahkan ada yang pesan dari negara Thailand. Kalau pengiriman keluar negeri ini kita masih pengurusan berkas perizinan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, harga alocasia sendiri rata-rata satu pcs Rp40 ribu untuk jenis alocasia dragon scale (alocasia hijau) sedangkan untuk alocasia tengkorak silver Rp80 ribu. Khusus jenis tengkorak silver bisa mencapai di atas Rp100 ribu jika warna silver daunnya menyala. Harga juga berbeda tergantung jumlah daun.“Untuk karantina saya tanggung ongkosnya, tapi kalau biaya pengiriman pembeli yang tanggung,” jelas ibu rumah tangga ini.
Tanaman Alocasia ini diterangkan Fadillah, di ambil dari dalam hutan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan. Stok tanaman ini tergantung orang yang memetiknya.
“Saat uni yang jenis silver masih kosong karena harganya mahal. Selain itu tanaman ini juga susah didapatkan karena langsung dari hutan. kalau musim hujan gini tambah kosong, karena tidak ada yang berani ambil, biasanya tumbuhan ini berada di tebing-tebing,” terang dia.
Ditambahkan, Kepala Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Tarakan, Akhmad Al Faraby, pengiriman tanaman Alocasia sangat signifikan jumlahnya yang keluar. Berdasarkan laporan yang diterimanya dari jajarannya, per hari sampai 300 dokumen.
“Saya lihat ini kebanyakan pesanan melalui belanja online, per box nya itu kan dikirim ke tempat masing-masing, beda-beda pengirimannya. Jadi sesuai dengan box nya. Kalau misalnya 100 box, 100 tertifikat, sesuai dengan tujuannya kan,” tambahnya.
Lanjut Akhmad Al Faraby, pihaknya pun rutin memeriksa kesehatan tanaman tersebut. Adapun cara pengirimannya, tidak boleh menggunakan tanah, karena tanah dianggap media pembawa yang sangat banyak membawa hama penyakit.
“tanaman ini menjadi fenomenal sekarang, seperti fenomena batu akik sebelumnya. Diduga banyak dicari untuk dijadikan sebagai tanaman hias. kalau tanaman tersebut tumbuh di hutan dari Bulungan. Saat ini belum ada aturan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) terkait pembatasan untuk pengiriman tanaman Alocasia,” tutup dia. (rt20)
Leave a Reply