TARAKAN – Peran vital Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagi pengerak ekonomi masyarakat di tingkat menengah ke bawah, tentu memerlukan campur tangan pemerintah untuk eksistensinya. Di tengah pesatnya penggunaan gadget dalam aktivias keseharian masyarakat, pelaku UMKM dituntut inovatif dalam memasarkan produk unggulan yang ditawarkan.
Redaksi mediakaltara.com
Pertumbuhan industri UMKM mengalami lonjakan yang cukup signifikan di Tahun 2019. Saat ini terdapat total 5.689 unit UMKM atau meningkat sebesar 20 persen dibanding tahun sebelumnya.
Artinya Tahun ini terdapat 1.136 UMKM baru, yang menawarkan berbagai jenis produk seperti olahan makanan dan kerajinan tangan. Para pelaku UMKM merintis usaha dengan modal Rp 1 juta hingga Rp 80 juta.
Naiknya jumlah pelaku UMKM juga berdampak kepada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui retribusi pajak. Karena itu pemerintah melakukan upaya untuk mendorong pelaku UMKM untuk berinovasi lewat berbagai pelatihan.
“Kalau pemerintah, baik Pemprov (Kaltara) maupan Pemkot (Tarakan) mulai dari pembinaan dan pelatihan kewirausahaan maupun gelar produk dari skala nasional maupun internasional kami bantu semua,” ujar staf seksi UKM DIsdagkop Tarakan, Ratno Wijayanto.
Disampin itu pemerintah juga memfasilitasi perlengkapan perizinan pelaku UMKM. Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan, agar para pelaku UMKM hanya fokus mengurusi produksi serta strategi pemasaran produk mereka.
“Pertumbuhan UKM yang produktif di Kota Tarakan kini menjadi pusat oleh-oleh bagi daerah sekitar yang ada di Provinsi Kaltara. Pengembangan UKM ini sebenarnya lebih kearah pertumbuhan ekonomi mikro,” tegas Ratno.
Kendati demikian Ratno mengakui saat ini para pelaku UMKM masih menemui beberapa kendala, diantaranya kesulitan bahan baku dan kurangnya akses permodalan untuk mengembangkan usaha.
“Sebenanrnya kami membina dari mulai merintis usaha menjadi mikro. Baik itu di skala sedang sampai ketingkat skala besar. Contohnya amplang Lili sama sambel dayak yang saat ini dikirim hingga ke Negara Brunei Darussalam,” jelasnya.
Sementara itu, Walikota Tarakan Khairul mengungkapkan, pihaknya bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (Kpw BI) Kaltara sudah menggagas Corporate Social Responsibility (CSR) Kia-kia untuk pelaku UMKM
”UMKM ini infrastruktur ekonomi yang paling kuat, dan tahan dengan krisis moneter,” jelasnya.
Menurut Khairul, memperkuat UMKM adalah bagian dari komitmen bersama termasuk dengan dunia perbankan seperti penyaluran kredit untuk menumbuhkan usaha. Dengan harapan jika UMKM ini tumbuh bagus, akan memperkuat pondasi ekonomi di Tarakan.
“Bank Indonesia juga terus melakukan pembimbingan, pembinaan, peningkatan pengetahuan, keterampilan, termasuk memfasilitasi pemasaran produk, agar ada semangat dan gairah baru dari pelaku UMKM ini,” jelas Wali kota. (rt20/sep/rm)
Leave a Reply