Jakarta: Safari politik Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Haromurti Yudhoyono (AHY) diyakini punya target jangka panjang. Hal ini terutama dalam rangka menyongsong Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menilai safari AHY ke Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tak bisa dibaca sekadar proses rekonsiliasi usai Pilpres 2019. Pasalnya, sejumlah tokoh muda seperti AHY dan putri Megawati, Puan Maharani, adalah aktor-aktor potensial muncul sebagai pemeran utama dalam Pilpres 2024.
“Pemilu 2024 ini adalah pemilunya AHY, pemilunya Puan. Siapa yang bisa menyangka untuk 2024 misalnya, duet Puan dan AHY cukup terbuka,” kata Adi, Sabtu, 8 Juni 2019.
Menurut Adi, banyak pihak hanya mengaitkan safari politik AHY sebagai upaya mencari kursi menteri. Bagi Adi, anggapan itu tidak sepenuhnya salah, tetapi terlalu sederhana.
“Bahwa urusan menteri, Demokrat bergabung dengan Jokowi (Presiden Joko Widodo) mungkin iya, tapi ada suatu hal yang sebenernya dipersiapkan Demokrat menyongsong 2024,” ucap Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu.
Adi menilai Demokrat juga ingin menghilangkan sekat politik dengan pihak-pihak yang selama ini dianggap berseberangan dengan demokrat. Salah satunya, dengan kubu Megawati.
Bila aturan pengusungan pasangan calon presiden dan wakil presiden tak berubah, koalisi Demokrat dan PDI Perjuangan sudah lebih dari cukup untuk mengusung kandidat di Pilpres 2024. Pasalnya, jumlah kursi antara Demokrat dan PDI Perjuangan bila ditotal mencapai 28 persen.
“Apa pun bisa terjadi untuk 2024. Makanya kemudian batu bata politiknya itu sudah mulai disusun dari sekarang sama Demokrat,” papar dia.
Adi menilai Demokrat ini gerak cepat. Bagi Adi, AHY tak perlu jadi menteri bila hanya sekadar untuk populer dan dikenal publik. Namanya dinilai tergolong sudah populer dan dikenal orang.
Yang paling penting bagi Demokrat dan AHY, lanjut dia, yakni merangkul sebanyak mungkin kelompok, figur, dan partai politik. Hal itu dimulailah dari PDI Perjuangan dan Megawati.
“Momentumnya pas, Megawati datang ke pemakamannya Ibu Ani Yudhoyono. AHY mulai memberikan sanjungan ke PDIP dan Jokowi. Sama-sama berbalas pantun, ini menandai babak baru hubungan mereka,” pungkas dia. (red/medcom)
Leave a Reply