Jakarta: Presiden Joko Widodo mengatakan pemindahan ibu kota negara masih dalam kajian. Pemerintah masih menimbang berbagai aspek seperti lingkungan, infrastruktur, dan potensi bencana.
“Pemindahan ibu kota, nanti segera diputuskan kalau kajian lingkungan, infrastruktur, kegempaan, banjir, ketersediaan sumber air baku, baru diputuskan,” kata Jokowi saat meninjau pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Desa Kuta, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Jumat, 17 Mei 2019.
Pemerintah masih mengkaji secara rinci lokasi yang dipertimbangkan sebagai ibu kota baru. Jokowi mengaku terus mendapatkan laporan terkait rencana pemindahan ibu kota negara itu.
“Yang jelas bukan di Lombok, karena Lombok sudah ada Mandalika,” katanya.
Sebelumnya, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas memaparkan plus dan minus Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Timur sebagai calon ibu kota negara yang baru. Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan Kalimantan Tengah memiliki sejumlah keunggulan yang dapat dijadikan pertimbangan sebagai calon ibu kota negara.
“Kalteng bebas bencana gempa bumi dan 97 persen wilayah deliniasi tergolong ke dalam area yang aman dari banjir,” ujar Bambang saat diskusi pemindahan Ibu Kota negara di Kantor Bappenas.
Selain itu, keunggulan lainnya yaitu ketersediaan lahan yang luas dengan 70 persen status hutan produksi konversi (bebas konsesi) dan hutan produksi dengan konsesi hutan alam, memiliki akses terhadap Bandara Tjilik Riwut, dan tidak berbatasan langsung dengan batas negara. Adapun kelemahan Kalteng salah satunya yaitu lokasinya jauh dari pelabuhan laut yaitu sekitar enam jam.
Ketersediaan sumber daya air tanah juga terbatas dan hanya tersedia air sungai. Kemudian, di sebagian besar wilayah deliniasi memiliki lapisan gambut yang rentan terhadap kebakaran hutan dan lahan. Struktur demografi Kalteng relatif homogen dan secara historis juga pernah terjadi konflik sosial yaitu peristiwa Sampit.
Sementara itu, Kalimantan Timur memiliki sejumlah keunggulan yaitu dekat dengan dua bandara besar di Samarinda dan Balikpapan, dekat dengan akses Jalan Tol Balikpapan -Samarinda, dan dekat dengan Pelabuhan Semayang Balikpapan. Di Kaltim juga tersedia infrastruktur jaringan energi dan air bersih, struktur demografinya heterogen di mana sebagian besar merupakan pendatang.
“Lokasi deliniasi Kalteng dilewati oleh Alur Laut Kepulauan Indonesia atau ALKI II di sekitar Selat Makassar,” kata Bambang.
Kaltim juga bebas gempa bumi dan kebakaran hutan, tidak berbatasan langsung dengan batas negara, serta memiliki ketersediaan lahan dengan status areal penggunaan lain (APL) atau areal bukan kawasan hutan, hutan produksi dengan konsesi hutan tanaman industri (HTI). dan hutan produksi yang bebas konsesi
“Kelemahannya, Kaltim rawan banjir pada wilayah yang dekat dengan hulu daerah aliran sungai dan ketersediaan sumber daya air tanahnya rendah,” ujar Bambang.
Sumber: medcom.id
Leave a Reply