PALANGKARAYA – Usai mengunjungi Bukit Soeharto di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timut (Kaltim), Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan rombongan langsung menuju Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), untuk meninjau lokasi alternatif yang akan menjadi tempat pemindahan ibukota Republk Indonesia (RI) dari Jakarta.
Setibanya di Palangka Raya, Presiden Jokowi menyempatkan diri melaksanakan salat Isya dan Tarawih di Masjid Darul Arqam, Komplek Muhammadiyah, Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, Selasa (7/5) malam.
Menurut Presiden, rencananya besok dirinya akan diantara oleh Gubernur Kalteng Soegianto Sabran untuk melihat satu, dua lokasi dari atas dan dari darat.
“Titiknya besok dari atas mungkin di Katingan, Gunung Mas, dan Palangka Raya dilihat, dan kalau masih ada waktu ke Pulang Pisau,” kata Presiden menjawab wartawan usai melakanakan salat tarawih di Masjid Darul Arqam, Palangka Raya.
Dijelaskan Presiden, semuanya memang harus, semua aspek kan harus dilihat, sosiologi, masalah lingkungan, masalah kebencanaan, masalah yang berkaitan dengan sosial politik, kebutuhan air bisa tersedia atau tidak, gambutnya dalem atau tidak.
“Masalah konstruksi nanti seperti apa, semuanya akan dicek, dilihat, dikalkulasi, dihitung oleh tim. Saya hanya melihat lapangannya, kemudian biar ada feeling gitu. Nah nanti dalam memutuskan bisa tidak salah,” sambung Presiden.
Sementara terkait kunjungannya di Bukit Soeharto, Presiden Jokowi mengakui di sana memang ada keuntungan karena diapit oleh dua kota yang sudah jadi, ada airportnya dan dihubungkan oleh tol. Namun Presiden menegaskan, bukan hanya itu saj.a banyak aspek yang lain yang harus dihitung, yang harus dikalkulasi mengenai keluasan lahannya, mengenai kemungkinan kedekatan dengan pantai, sumber air bakunya seperti apa. Topografinya cocok atau tidak, banyak sekali.
“Jadi bukan hanya masalah infrastruktur, nggak. Disinipun nanti juga sama. Di sini tadi sudah ditunjukkan oleh Pak Gubernur, Pak di sini ada 300.000 ha, kalau Bapak kurang ditambah di sini masih 60.000 ha. Di sini memang lahannya sangat luas, kayaknya besok dilihat baru saya bisa sampaikan,” ujar Presiden Jokowi.
Setelah dari Kaltim dan Kalteng, menurut Presiden, masih ada lagi yang lain. Tapi setelah kedua provinsi itu, Presiden memilih bernafas dulu. Nanti minggu depan mungkin lihat lagi.
Soal Kalteng sendiri, Presiden Jokowi mengingatkan, bahwa visi memindahkan Ibu Kota ini sudah ada sejak zaman Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia. Dan beliau dulu memiliki keinginan untuk di Palangka Raya. “Tapi dulu lho ya. Nah sekarang dilihat lagi,” tukas Presiden Jokowi.
Menurut Presiden, kalau bahan-bahan yang dibutuhkan sudah komplit, mengenai aspek sosial politik, sosiologi kemasyarakatan, masalah lingkungan, masalah kebencanaan, masalah yang berkaitan dengan kependudukan, masalah topografi, masalah yang berkaitan dengan bahan baku air, dan banjir, gempa bumi dll sudah komplit, maka pemerintah segera akan memutuskan lokasi pengganti ibu kota RI dari Jakarta. Tapi tentu saja, lanjut Presiden, ini harus konsultasi dengan DPR.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan kerja antara lain Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimulyono, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, serta Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sofyan A. Djalil.(RSF/JAY/ES)
Leave a Reply