Jakarta: Peneliti Institute for Development Economic and Finance (Indef) Imadudin Abdullah menyebut periode kedua pemerintahan Joko Widodo menjadi fondasi untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap).
Menurutnya, bonus demografi menjadi peluang untuk mengantarkan Indonesia keluar dari middle income trap. Jika tidak dilakukan, Indonesia akan menjadi negara yang tua sebelum kaya sehingga semakin sulit untuk menjadi negara maju.
“Kenapa lima tahun ke depan adalah fondasi penting? Karena pada tahun-tahun inilah Indonesia mulai memasuki window of opportunity yaitu bonus demografi. Indonesia harus memanfaatkan bonus ini untuk keluar dari pendapatan menengah,” kata Imadudin di Jakarta, Senin, 15 Juli 2019.
Menurutnya Indonesia harus memiliki pendapatan per kapita lebih dari USD12,055 Untuk menjadi negara maju. Jika ingin melewati batas negara pendapatan tinggi, maka Indonesia harus tumbuh lebih dari 7,5 persen per tahun.
Imadudin mengatakan ada tiga aspek yang harus dilakukan pemerintah, yaitu inovasi dan daya saing, penguatan ekonomi dalam negeri melalui reindustrialisasi, dan terakhir pemerataan ekonomi.
“Kunci utama suatu negara bisa keluar dari pendapatan negara menengah adalah melalui pengembangan skills, pengetahuan, teknologi, dan inovasi,” ungkapnya.
Sementara itu, aspek penting lain yang perlu diperhatikan pemerintah adalah mendorong investasi. Salah satu indikator kinerja investasi adalah nilai dari Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan investasi.
“Artinya, berapa investasi yang dibutuhkan untuk mendapatkan satu persen pertumbuhan ekonomi. Semakin kecil investasi yang dibutuhkan untuk mendapatkan satu persen pertumbuhan ekonomi, maka dapat dikatakan penggunaan investasi efisien,” pungkas dia. (medcom.id)
Leave a Reply