Jakarta: Kementerian Agama bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan melakukan pertemuan terkait penyatuan kalender hijriah. Pertemuan rencananya akan dilakukan secara intesif.
“Pada 2 minggu lalu berkunjung ke MUI untuk bagaimana setelah Ramadan ini kita bisa mengadakan pertemuan intensif dalam rangka penyatuan kalender hijriah,” kata Lukman dalam konfrensi persnya di gedung Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Senin 3 Juni 2019.
Dari hasil pertemuan tersebut Menteri Lukman menambahkan, MUI akan mengadakan forum kajian ilmiah. Kajian akan dihadiri ahli, pakar ilmu falak, dan pakar astronomi.
“Melakukan pertemuan intensif diperluas seluruh wakil ormas-ormas islam,” ujar Menteri Lukman.
Dengan forum ilmiah tersebut, Ia berharap dapat mempunyai kalender hijriah yang disepakati bersama. Untuk menetapkan satu Ramadan, satu Syawal dan satu Dzulhijah.
Di kesempatan yang sama, Ketua Komisi VIII DPR RI Ali Taher Parasong mendorong pemerintah untuk terus mengakaji pembuatan kalender bersama. Sehingga tidak ada lagi perbedaan.
“Ini jadi agenda terus menerus yang kita lakukan. Karena berharap tidak ada perbedaan yang ada persamaan persamaan untuk membangun negara yang kita cintai,” ujar Ali Taher.
Kementrian Agama menetapkan 1 Syawal 1440 Hijriah jatuh pada 5 Juni 2019. Penetapan ini sama dengan yang dilakukan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Muhammadiyah yang sama-sama menetapkan 1 Syawal 1440 Hijriah pada 5 Juni. (red/medcom)
Leave a Reply