Optimalkan Pemasaran Produk UMKM, BI ajak Pelaku Usaha Manfaatkan Platfrom Jualan Online

TARAKAN, mediakaltara.com – Webinar Series 4.0 Jilid III, gagasan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Kaltara, mengangkat tema “Digitalisasi UMKM : Tetap Cuan di Tengah Ujian”.

Kepala KPw BI Kaltara Yufrizal mengungkapkan, Digitalisasi telah merevolusi seluruh sendi kehidupan, mulai dari bangun di pagi hari sampai dengan tidur di malam hari.

“Kita sudah tidak bisa lepas dari smartphone, internet, dan aplikasi. Kondisi tersebut terjadi secara global, di mana perkembangan transaksi ekonomi digital secara global terus menunjukkan tren peningkatan yang positif. Di Indonesia, menurut proyeksi Statista, transaksi ekonomi digital akan tetap tumbuh di tengah pandemi Covid-19,” ungkapnya, Kamis (25/6/2020) kemarin.

Berdasarkan proyeksi, Dijelaskan Yufrizal, hasil penyesuaian oleh Statista, pada tahun 2020 nilai transaksi ekonomi digital sebesar 35 juta USD atau sekitar 500,7 miliar Rupiah, meningkat 101,6 miliar atau 25% dari nilai tahun 2019 sebesar 399,1 miliar Rupiah.

“Statista ini merupakan portal statistik online yang mengumpulkan data dari market, hasil penelitian, dan sektor ekonomi. Oleh sebab itu, kondisi ini mendorong penggunaan digitalisasi lebih tinggi di Indonesia.

Sementara itu, Walikota Tarakan, dr. Khairul M.Kes mengatakan, Pemerintahan dalam beberapa tahun terakhir sudah berupaya meningkatkan transaksi, pendapatan daerah, termasuk konsumsi masyarakat untuk menggunakan non tunai. Bahkan beberapa unit usaha sudah didorong untuk mengaplikasikan non tunai melalui Quick
Response Code Indonesian Standard (QRIS).

“Kami bersama Bank Indonesia dan seluruh perbankan senantiasa meningkatkan awareness masyarakat untuk penggunaan transaksi nontunai dalam kegiatan sehari-hari. Hal ini dalam rangka mendukung digitalisasi, khususnya di era New Normal. Adanya penyebaran wabah Covid-19 berdampak pada UMKM namun beberapa masih dapat bertahan melalui pengaplikasian digitalisasi baik dalam pemasaran secara online maupun transaksi secara non tunai,” kata dia.

Wakil Ketua Umum Bidang Government Relation Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), Muhamad Rosihan menerangkan, di tengah pandemi Covid-19, penting mengenal bisnis cara digital antara lain melalui
pengenalan produksi visual, mengenalkan e-Commerce, mengenalkan Social Commerce, mengenalkan kekuatan content. Lebih lanjutnya, para pelaku UMKM dapat mulai mengaktifkan financial technology (fintech) sebagai salah satu metode pembayaran.

“UMKM perlu melakukan hilirisasi produk dalam rangka semakin bersaing dengan
produk lainnya. Dalam hal ini banyak platform e-commerce yang mendukung, memfasilitasi UMKM Produsen/Industri Kecil Menengah (IKM), dan mengolah produk menjadi produk hilir. Fasilitasi IKM membangun nilai tambah produk melalui inovasi pengolahan, pemahaman
tentang brand, pembuatan kemasan, standardisasi dan sertifikasi,” terangnya.

Ia mengakui, adapun produk olahan laris manis dijual online karena beberapa faktor, antara lain merek dan tampilan packaging yang kekinian, mempunyai masa jual yang lebih lama, dan mudah dikirim jarak jauh. Dengan demikian, produk olahan terbukti mempunyai daya saing dan daya jual dibandingkan produk
konvensional.

“Dengan adanya edukasi UMKM Go Digital yang tepat lokasi, tepat UMKM, tepat produk, dan tepat model bisnis (tidak hanya sekedar online boarding), pemanfaatan e-Commerce juga dapat memetakan daerah bahan dan daerah olahan,” pungkas Muhamad Rosihan. (rt20)


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *