Oposisi Diminta Tetap Ada Sebagai Penyeimbang

Jakarta: Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie meminta partai koalisi pendukung Prabowo Subianto-Sandiga Uno di Pilpres 2019 tetap berada di kubu oposisi. Oposisi diperlukan untuk menyeimbangkan pemerintahan dalam demokrasi.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie.

Dia mengutip Surah Al-Baqarah ayat 51 dan Surat Al Hajj ayat 40 dalam Al-quran. Menurutnya, kedua surah itu menunjukkan jika kesinambungan demokrasi diatur dalam agama.

“Itu salah satu ayat yang perlu kita renungkan. Bukan hanya dalam pengertian teknis check and balance, tapi Allah mengatakan jikalau tidak ada dua golongan yang saling mengontrol dan mengendalikan pertama bumi ini akan hancur, semua rumah ibadah akan hancur jika tidak ada keseimbangan,” kata Jimly di Hotel Westin, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat 5 Juli 2019.

Menurut Jimly, oposisi diperlukan untuk menampung aspirasi masyarakat, khususnya jika kebijakan pemerintah tak berpihak pada rakyat. Dia mengajak para elit politik untuk tetap menjaga perbedaan pendapat masyarakat.

Dia mengatakan tanpa oposisi, pemerintah sulit mendengarkan suara rakyat. Setidaknya, saat ini ada 85 juta orang senang Jokowi kembali menjadi presiden dan 75 juta mengingkan perubahan.

“Suasana pasca ketegangan politik ini mari kita isi dengan cara berfikir baru. Janganlah semua orng dipaksa untuk berfikir jangka pendek. Bahaya kita saling caci maki saling menilai satu dengan yang lain dengan kacamata jangka pendek semua,” pungkas Jimly. (medcom.id)


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *