Menristekdikti Puji e-Voting Inovasi BPPT

Tangerang Selatan: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang bernaung di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) menghasilkan inovasi sistem e-voting, sebuah teknologi penyelenggaraan pemilu berupa pemungutan suara elektronik.

Menristekdikti Mohamad Nasir

Melalui sistem ini diharapkan peristiwa meninggalnya ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2019, tak terulang lagi.

“Supaya kasus banyaknya petugas KPPS yang meninggal tidak terjadi lagi. E voting merupakan hasil inovasi dari BPPT. BPPT juga berasal dari kawasan Puspiptek,” ujar Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, saat menghadiri buka puasa bersama keluarga besar Puspiptek dan puluhan anak yatim piatu di gedung Graha Widhya Bhakti, Kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten, Senin, 20 Mei 2019.

Pada kesempatan itu, Nasir bersama Kepala Puspiptek Sri Setiawati membagikan santunan kepada puluhan anak yatim.

Di sela acara, Nasir menceritakan perihal sukses implementasi e-voting di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Di sana, e-voting dilaksanakan di 18 desa secara bersamaan.

Menristekdikti Puji e-Voting Inovasi BPPT
Ada beberapa keunggulan menggunakan sistem ini, yaitu proses penghitungan (e-counting) lebih cepat, verifikasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) lebih akurat, dan dapat mendeteksi keaslian KTP elektronik.

“Kalau DPT sudah sah, baru dilakukan e-voting. Setelah voting bisa ditentukan jumlah suaranya dan dihitung jumlah DPT yang tidak nyoblos,” kata Nasir menjelaskan.

Selain itu, keunggulan sistem ini ialah tingkat kesalahannya 0 persen. “Sangat akurat. Hasilnya sangat memuaskan,” ucap Nasir.

Kelebihan lainnya, e-voting dapat digunakan oleh semua orang. Termasuk mereka yang buta huruf, asalkan petunjuknya mudah. Tim BPPT sempat meminta testimoni dari seorang warga desa berusia 70 tahun yang mengaku tak kesulitan menggunakan e-voting.

“Jika ini bisa diterapkan pada sistem pemilu, maka akan menyelesaikan masalah lebih baik. Kalau skala nasional dirasa berat, bisa dicoba dulu untuk skala pilkada,” ujarnya. 

Hebatnya lagi, e-voting ini menggunakan komponen karya anak bangsa.

“Satu hal lagi yang perlu diingat. Semuanya menggunakan produk lokal. Sistem ini bisa diterapkan di berbagai daerah,” ujar Nasir, menambahkan.

Sumber: Medcom.id


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *