Jakarta: Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen disebut menjamin keluarga eksekutor bila berhasil menghabisi Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya. Hal ini diungkapkan tersangka berinisial IR, yang diberi perintah menghabisi Yunarto.
“Pada bulan April sehabis pemilu 2 hari, saya ditelepon Armi untuk bertemu Pak Kivlan Zen di Masjid Pondok Indah, kebetulan waktu Armi nelepon, saya bersama Yusuf di Pos Peruri. Lalu keesokan harinya saya mengajak Yusuf untuk bertemu Pak Kivlan Zen ke Masjid Pondok Indah,” kata IR dalam sebuah video testimoni yang diputar pihak kepolisian di Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa, 11 Juni 2019.
Keesokanya, IR bersama rekanya bernama Yusuf pergi ke Masjid Pondok Indah, Jakarta Selatan sekira pukul 13.00 WIB. Tak lama kemudian, Kivlan tiba di lokasi bersama sopirnya yang bernama Eka.
Usai salat Asar, IR menemui Kivlan yang sedang sendirian di dalam mobil. Di saat itu Kivlan memberikan perintah kepada IR untuk membunuh Yunarto.
“Lalu Pak Kivlan keluarkan HP dan menunjukkan alamat serta foto Pak Yunarto lembaga quick count, dan Pak Kivlan berkata pada saya coba kamu cek alamat ini, nanti kamu foto dan videokan. Siap saya bilang,” beber IR.
Kivlan kemudian berjanji memberikan uang operasional sebanyak Rp5 juta. Dia juga menjanjikan liburan bagi keluarga IR apabila berhasil mengeksekusi Yunarto.
“Beliau berkata lagi, kalau nanti ada yang bisa eksekusi, nanti saya jamin anak istri serta liburan ke mana pun,” beber IR.
Setelah diberi uang Rp5 juta, IR dan Yusuf pergi meninggalkan lokasi. Keesokan harinya, IR dan Yusuf menyambangi alamat yang diberikan Kivlan.
“Sesampai di sana dengan HP Yusuf kami foto dan video alamat Pak Yunarto. Setelah itu dari HP Yusuf dikirim ke HP saya, dan saya kirim ke Armi, lalu dijawab mantap, setelah itu kembali pulang,” bebernya.
Esok harinya, Armi menemui IR dan Yusuf di Pos Peruri. Armi datang menanyakan senjata miliknya. Namun IR mengaku senjata miliknya sudah digadaikan untuk memenuhi kebutuhan pribadi.
Keesokan harinya, IR dan Yusuf kembali ‘mengintai’ keidaman Yunarto. IR dan Yusuf kembali mengirimkan foto dan video kediaman Yunarto kepada Armi namun kali ini tak mendapat respons.
Tak kunjung mendapat jawaban dari Armi. IR dan Yusuf merasa tugasnya sudah selesai. Keduanya lalu kembali ke rumah masing-masing. Sisa uang operasional yang diberikan Kivlan mereka bagi-bagikan.
“Pada tanggal 21 Mei pukul 20.00 WIB, 19 Mei saya ditangkap polisi pakaian preman, dan sampailah saya sekarang ini,” ujar dia.
Kivlan juga disebut memerintahkan pembunuhan terhadap empat tokoh nasional. Wadireskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary Syam Indradi mengatakan kasus ini terungkap dari penangkapan enam tersangka eksekutor berinisial HK, AZ, IR, TJ, AD, dan AF.
“Mereka ini bermufakat melakukan kejahatan pembunuhan berencana terhadap empat tokoh nasional dan satu pimpinan lembaga survei,” kata Ade di Kemenkopolhukam, Jakarta.
Kivlan disebut memberi perintah kepada tersangka HK untuk membunuh empat tokoh nasional, yaitu Menko Polhukam Wiranto, Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan, dan Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere. Kivlan memberikan uang sebesar Rp150 juta dalam bentuk dollar Singapura untuk keperluan membeli senjata dan merekrut eksekutor lainnya. (red/medcom.id)
Leave a Reply