Jakarta: Dua Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Chairul Tanjung dan Dony Oskaria keberatan dengan laporan keuangan perseroan di 2018 yang menyatakan adanya laba bersih atau untung sebesar USD5 juta.
Chairul dan Dony selaku komisaris yang merupakan wakil dari PT Trans Airways dan Finegotd Resources Ltd bersama-sama selaku pemilik dan pemegang 28,08 persen dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh perseroan menyatakan sikap untuk tidak menandatangani laporan tahunan tersebut.
Berdasarkan surat yang ditandatangani oleh keduanya dan ditujukan pada PT Garuda Indonesia Tbk pada 2 April lalu menyatakan sikap tersebut didasarkan pada alasan Perjanjan Kerjasama Penyediaan Layanan Konektivitas Dalam Penerbangan No.CITILINK/JKTDSQG/PERJ-6248/1018 yang ditandatangani oleh PT Mahata Aero Teknologi (Mahata) dan PT Citilink Indonesia tertanggal 31 Oktober 2018 beserta perubahannya (Perjanjian Mahata) di mana pendapatan Perseroan dari Mahata yaitu sebesar USD239.940.000 yang di antaranya sebesar USD28 juta merupakan bagian bagi hasil perseroan yang didapat dari PT Sriwijaya Air tidak dapat diakui dalam tahun buku 2018.
Selain itu perseroaan juga mengakui pendapatan dan piutang terhadap PT Sriwijaya Air sebesar USD28 juta ditambah pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar USD2,8 juta yang merupakan bagian bagi hasil perseroan di mana PT Sriwijaya Air belum menerima pembayaran dari pihak Mahata.
“Lapor keuangan tersebut menimbulkan misleading atau bersifat menyesatkan secara material dari sebelumnya membukukan kerugian yang signifikan menjadi laba,” demikian bunyi surat yang dilayangkan oleh dua komisaris tersebut yang dikutip media pada Rabu, 24 April 2019
Artinya jika tidak memasukkan pendapatan dari pihak Mahata, maka Garuda Indonesia sebenarnya masih mengalami kerugian. Hal ini pun diakui oleh Deputi bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo usai menghadiri rapat umum pemegang saham (RUPS) Garuda Indonesia. Dalam RUPS ini juga dibahas terkait adanya perbedaan pendapat terkait keberatan mengenai laporan keuangan tersebut.
“Ada tujuh agenda yang dibahas (salah satunya laporan keuangan) kan masih ada rugi tahun,” tutur Gatot ditemui di Hotel Pullman, Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu, 24 April 2019.
Sumber: medcom.com
Leave a Reply