TARAKAN, mediakaltara.com – Kawasan kuliner Tarakan depan Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB), yang direncanakan transaksinya hanya menggunakan non tunai saja, dinilai agar masyarakat Tarakan membiasakan diri dengan transaksi non tunai.
Saat ditemui, Walikota Tarakan, dr. Khairul menjelaskan, membiasakan masyarakat dengan transaksi non tunai tersebut sebagai implementasi Pemkot Tarakan dalam membangun visi dan misi berbasis smart city.
“Memang kalau baru-baru seperti ini agak merepotkan masyarakat. Misalnya saja di Jakarta penggunaan e-tol sempat ada yang kesandung. Tentu Perlu waktu dua sampai tiga bulan,” ungkapnnya.
Khairul mengatakan, transaksi non tunai sudah diberlakukan di beberapa kota hingga negara lain. Transaksi tersebut dianggap bisa memudahkan pedagang serta tidak kesulitan dalam mengembalikan uang pecahan kecil,“Sekarang kalau kembalian Rp 1.000 kan pusing. Kalau non tunai, transaksi sampai 0,5 rupiah pun masih bisa. Disisi lain juga penggunaan transaksi non tunai menjaga keamanan tenant serta pengunjung. Selain itu, bisa meminimalkan pengeluaran biaya cetak uang kertas dan logam,” ujarnya, kepada mediakaltara.com.
Diketahui, hingga kini ada 22 tenant yang akan berjualan di komplek yang diberi nama Bagayo (Baya Ngakan Mayo). Jumlah tersebut sudah melalui survey tim gabungan. Diantaranya survey dari PT Gojek serta mahasiswa. Harga juga dipatok. Per item makanan tidak boleh dari Rp 40 ribu. (m86/rt20)
Leave a Reply