Jakarta: Momentum Ramadan dan hari raya Idulfitri dimaanfaatkan teroris untuk menyerang sejumlah titik di Indonesia. Teroris disebut tengah mencari titik lengah polisi.
“Mereka berpikir akhir-akhir ini kerja polisi berat dan ada titik lengah. Mereka selalu menunggu waktu yang tepat untuk mereka menyerang,” kata pengamat terorisme Al Chaidar saat dihubungi Medcom.id, Kamis, 6 Juni 2019.
Satu bulan ke belakang, agenda polisi tampak begitu padat. Adanya rangkaian Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 hingga pengumuman hasil pemilu yang berujung ricuh membuat kerja polisi kian berat.
“Karena mereka selalu manfaatkan situasi di mana polisi sedang menghadapi banyak agenda. Dan agenda itu yang membuat mereka itu ingin memanfaatkan momentum tertentu untuk mereka menyerang polsi. Dan jelang Lebaran kemarin salah satunya,” ujar Al.
Salah satu serangan bom meledak jelang Lebaran di Pos Pengamanan (Pospam) Tugu Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin, 3 Juni 2019, malam. Pelaku bom bunuh diri, RA, 22, dinilai telah memperkirakan semua pihak tengah lengah.
“Makanya mereka memilih waktu-waktu seperti itu. Jadi pilihan momentum ideoligis. Kalau Ramadan jelang Lebaran itu momentumnya karena lengah. Karena dianggap orang sibuk sekali sambut Lebaran,” ujar Al.
Al menyebut kecendrungan teroris di Indonesia saat ini masih menyerang polisi. Polisi jadi target utama.
“Target kedua adalah tempat ibadah, ketiga baru hotel. Keramaian belum jadi fokus mereka karena mereka cenderung berfikir bahwa polisi sebagai target yang sangat mudah diserang,” pungkas Al. (red/medcom)
Leave a Reply