Soal Pergerakan ASG, Danlantamal : Pelaut Tidak Perlu Kahwatir

TARAKAN, mediakaltara.com- Menindak lanjuti surat edaran Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Malaysia mengenai pergerakan kelompok radikal Abu Sayyaf Grup (ASG), Pangkalan Utama (Lantamal) XIII Tarakan meminta para pelaut Indonesia tidak perlu khawatir.

Komandan Lantamal XIII Tarakan, Laksamana Pertama TNI Judijanto mengaku, Dari edaran itu, pergerakan kelompok ASG ke arah Pulau Tawi-Tawi dan di sekitar Pulau Sandakan, Disinyalir kelompok akan melakukan kegiatan perompakan serta penculikan anak buah kapal (ABK) tugboat, batu bara, tanker serta kapal nelayan.

“Awalnya pihak Malaysia mendapat informasi dari Filipina. Supaya lebih dipahami demikian situasinya. Namun kami juga sudah mengkonfirmasi ke pihak Filipina. Versi mereka informasi tersebut belum sepenuhnya benar. Adapun kapal-kapal yang biasa menjadi sasaran kelompok ASG yakni kapal kecil, dan lambat. Sementara Kapal dengan kecepatan tinggi dan besar diyakini tidak akan diganggu oelh kelompok tersebut,” ujar Danlantamal, Selasa (3/9/2019).

DANLANTAMAL XIII menunjukkan lokasi perairan rawan pergerakan Kelompok ASG

Jendral bintang satu ini membeberkan, kapal dengan kecepatan yang lamban biasanya beroperasi di luar garis teritorial Indonesia. Diakui, kapal Indonesia tidak gampang diraih oleh kelompok ASG dikarenakan ukuran kapal yang besar.

“Kita waspadai nelayan-nelayan yang sampai kearah utara perbatasan. Sehingga diminta agar waspada. Kita belum melakukan peningkatan pengamanan, karena kapal KRI yang ada di Perairan Ambalat masih berpatroli seperti biasa. Bahkan konfirmasi bersama Malaysia dan Filipina terus berjalan. Jadi edaran ini hanya sebatas warning saja bahwa ada pergerakan itu. Bukan akan terjadi sesuatu,” terangnya.

Diketahui, Garis teritorial antara Malaysia dan Filipina diduga masih dalam sattus sengketa. Hal tersebut menjadi pemicu adanya perompakan serta kejahatan di perairan. Tujuan kelompok ASG melakukan tindakan tersebut semata-mata untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Dalam arti, kelompok ASG membutuhkan kehidupan yang lebih layak. Sehingga kelompok tersebut nekat melakukan perompakan bahkan penculikan.

“Terakhir kan kelompok ini sudah diserbu oleh tentara Filipina. Memang sering beroperasi di wilayah Tawi-Tawi, Zolo dan Selatan Filipina. Jadi nelayan tidak perlu khawatir. Sampai saat ini kapal berukuran besar yang kearah utara belum ada meminta pengamanan kita,” tuntasnya. (m86)


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *