TARAKAN, mediakaltara.com – Wadah pengembangan, dan penelitian produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), guna meningkatkan kualitas dan perekonomian di Kaltara, saat ini telah beroperasi science and techno park (STP) Kaltara yang bertempat di Universitas Borneo Tarakan (UBT).
Provinsi Kaltara dinilai sangat beruntung bisa memiliki STP ini, lantaran di Indonesia hanya di bangun sebanyak 22 unit saja. Pembangunan STP ini diketahui mengucurkan anggaran dari pusat sebesar Rp. 20 Milyar untuk satu gedung.
Usai peresmian, Direktur STP Kaltara, Heppi Iromo mengaku, walau baru di resmikan pihaknya jauh hari sebelumnya berhasil mengembangkan produk inventor yang dibuat para dosen UBT dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) lokal,“Produknya ada tinggal kita kembangkan. Salah satunya pembuatan produk teh dan sirup Karangmunting, serta teh kantung semar dengan memanfaatkan tanaman liar yang banyak tumbuh di Kalimantan termasuk di Tarakan. Setelah kami teliti, ternyata tumbuhan ini banyak mengandung zat antioksidan yang baik bagi kesehatan tubuh,” bebernya, kepada mediakaltara.com.

Ia menjelaskan, Saat ini ada lima pengusaha UMKM yang difasilitasi mendapatkan tenan di STP, karena keterbatasan luas gedung. Sementara di luar STP ada 15 UMKM. Mereka nantinya diberi kesempatan secara bergilir dengan jangka waktu dua tahun,”Kalau nantinya kelima pengusaha UMKM sudah berkembang pemasarannya dan bisa mandiri, diganti dengan yang lain,”jelasnya.
Terpisah, Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Kemenristekdikti, Patdono Suwignjo mengatakan, Kaltara beruntung memiliki UBT yang berhasil mendapatkan bantuan pembangunan STP, Karena tidak semua perguruan tinggi baik negeri maupun swasta mendapatkannya.
“Perguruan tinggi kelompok kluster satu yang diberikan anggaran untuk pembangun STP. Kehadiran STP ini tak terlepas dari usaha Anggota DPR RI perwakilan kaltara di komisi VII, yakni ibu Dokter Ari Yusnita,” ungkapnya.

Patdono juga mengaku, pihaknya akan membantu dalam pengembangan pengelolaan maupun pengembangan sumber daya manusia (SDM) dengan menggelar pelatihan-pelatihan bagi tenaga STP. Besarharapannya, agar saling bekerjasama untuk mengembangkan STP.
Menurutnya, diresmikannya STP ini hanya tahap awal dalam upaya memacu pertumbuhan ekonomi di Kaltara. Tahap selanjutnya bagaimana menjadikan STP sebagai pusat pertumbuhan inovasi di Kalimantan Utara sehingga bermunculan staf akademik yang meriset dan melakukan produksi serta pemasaran produk-produk potensi daerah.
“2020 nanti akan di gelar Innovation Day di luar negeri, sudah ada produk STP Kaltara yang bisa diikutkan untuk dipasarkan di luar negeri,” harapnya.
Rektor UBT Adri Patton menambahkan, telah berkoordinasi dengan kepala daerah dan DPRD untuk kerjasama pengembangan STP ke depan agar bisa menjadi wadah memberikan hal yang bermanfaat bagi masyarakat Kaltara.
“Kami sudah laporkan langsung ke Gubernur Kaltara, Ketua DPR Kalimantan Utara dan seluruh anggota DPR kabupaten kota yang ada, agar STP dijadikan suatu wadah mengembangkan masyarakat ekonomi menengah ke bawah,” pungkasnya.

Sementara itu, Anggota DPR RI Komisi VII, dr. Ari Yusnita merasa bangga lantaran perjuangannya agar STP bisa di bangun di provinsi Kaltara ini akhirnya bisa beroprasional.
“Saya ingat betul, waktu itu kalau tidak salah tahun 2017 sampai 2019, setiap di rapat dengar pendapat saya selalu menyampaikan, pak dirjen kapan STP yang ada di Tarakan itu selesai, dan pasti saya selalu mengawal dengan baik, saya titip STP ini agar di rawat dengan baik, dan dimanfaatkan masyarakat Kaltara dalam mengembangkan usahanya,” tutupnya. (rt20)