TARAKAN, mediakaltara.com – Bertempat di Pura Agung Giri Jagadnatha, Kelurahan Karang Anyar, Kota Tarakan. Umat Hindu di Tarakan menggelar sembahyang menyambut Hari Raya Nyepi yang jatuh pada tanggal 3 Februari 2022.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Tarakan , I Nengah Pariana mengatakan, mengawali perayaan nyepi semua umat hindu mengikuti upacara pensucian diri atau melasti menyambut hari raya Nyepi, untuk menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan.
“Selama nyepi ada empat hal yang dilarang untuk dilaksanakan bagi umat Hindu. Pertama, Amati Geni, yang tidak membolehkan umat Hindu tidak boleh menyalakan api atau lampu. Hal ini melambangkan bagaimana mengekang amarah kita,” ujarnya, Rabu (2/3/2022).
Larangan berikutnya, dijelaskan I Nengah, yaitu Amati Lelanguan yakni tidak boleh bersenang-senang, dalam artian tidak boleh menonton atau pergi hiburan.
“Kita mengekang indria untuk memusatkan pikiran kita ke hal yang baik. Larangan Ketiga, Amati Karya yang artinya tidak boleh beraktivitas apapun dan harus instrospeksi diri. lalu Terakhir, Amati Lelungan yang artinya tidak boleh bepergian fisik. Itu kalau di luar, kalau dari dalam tidak boleh mengikuti pemikiran yang liar,” jelasnya.
Lanjut dia, selama Hari Raya Nyepi, umat Hindu juga berpuasa selama 24 jam, yang dimulai pukul 06.00 hari ini hingga 06.00 hari esok.”Saya juga himbau tadi agar puasanya disesuaikan dengan kondisi fisik dan usia. Setelah berpuasa dan tidak melakukan 4 pantangan wajib, umat Hindu pada keesokan harinya akan melakukan Ngemba Geni, yang berarti nyalakan api, dimana mulailah kehidupan lebih baru nyalakan api disana dengan harapan-harapan baru atau merefleksikan apa yang kita lakukan selama setahun,” sebut Inengah.
Untuk diketahui, selama Pelaksanaan ibadah juga diawali dengan ‘Ngerupuk’ yang dilakukan oleh umat Hindu untuk mengusir makhluk cosmos berada jauh dari manusia. Tradisi Ngerupuk ini, dilakukan dengan cara mengelilingi sekitaran Pura sebanyak tiga kali, dengan membawa berbagai properti seperti dupa, api-apian, alat pembersih dan bebunyian.
Selain itu, terdapat pula pensucian yang disimbolkan dengan percikan air dari pemangku yang artinya memohon agar air ini mendapat berkah untuk saran pensucian. Namun, hal ini dianggap sebagai kepercayaan yang dikembalikan ke masing-masing individu. (Mk90)
Leave a Reply