Jakarta: Rasio kredit macet (non performing loan/NPL) untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai 1,31 persen. Angka kredit macet tersebut disumbang oleh KUR Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan kredit macet KUR TKI sulit ditekan ketika mereka sudah berangkat ke luar negeri.
“NPL KUR untuk TKI paling susah dimonitor apalagi saat mereka sudah berangkat ke negara tempatnya bekerja,” kata Darmin di Gedung Smesco, Jakarta, Rabu, 16 Oktober 2019.
Meski demikian, NPL sebesar 1,31 persen masuk dalam kategori rendah. Bila kredit macet KUR TKI dihilangkan, rasio kredit macet bisa turun ke 0,9 persen.
“Bisa 0,9 persen NPL-nya, lebih baik dari seluruh kredit perbankan,” ungkap dia.
Adapun pemerintah sudah menyalurkan KUR sebesar Rp435,4 triliun hingga Agustus 2019. Jumlah tersebut disalurkan kepada 17,5 juta debitur.
Realisasi penyaluran KUR pada periode 1 Januari sampai 31 Agustus 2019 mencapai Rp102 triliun. Angka itu hampir mencapai target yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp140 triliun.
Khusus untuk bidang fesyen dan produk turunannya, KUR yang digelontorkan pemerintah pada periode Januari-September 2019 sebesar Rp1,13 triliun kepada 45,1 ribu debitur. Penyaluran tertinggi berada di sektor industri pakaian jadi dan perlengkapan sebesar Rp770 miliar atau sebesar 67,6 persen dari total penyaluran. (red/medcom)
Leave a Reply