TARAKAN, mediakaltara.com – Menyusul Instalasi pembenihan kepiting Balai Budidaya Air Payau di Takalar, Sulawesi Selatan dan Balai Budidaya Air Payau Jepara, Jawa Tengah. Koperasi Produsen Nelayan Kaltara (PNK) menjadi yang ketiga membangun instalasi pembenihan kepiting atau hatchery, di Indonesia.
Dengan keberadaan hatchery kepiting tersebut menjadi solusi, kepiting tidak lagi diambil dari alam, sekaligus menjaga keberlangsungan habitatnya.
Saat dikonfirmasi Sekretaris Koperasi PNK, Robin Aritonang menuturkan, pembangunan hatchery kepiting ini menyesuaikan pendanaan yang ada dari keuangan anggota.
“Kita upayakan Oktober ini rampung. Saat ini menunggu bangunan atap fix, serta memasukkan benih kedalam kotak. Kalau Kotak pembenihan ini dibuat di luar, tapi tetap di lokasi pembenihan. paling lama November nanti beroperasi,” terangnya, kepada mediakaltara.com.
Robin mengungkapkan, belum bisa menjanjikan berapa jumlah kepiting betina yang akan ditelurkan nanti. Koperasi PNK lebih mengutamakan keberhasilan tahap awal, agar bisa menargetkan pembenihan selanjutnya. Jika masih kurang akan ditambahi atau dilakukan evaluasi untuk teknologi yang digunakan,”kalau instalasi teknologi yang digunakan tidak seluruhnya menyadur desain dari Jepara atau Takalar. Karena disamping mempertimbangkan kondisi alam di Kaltara, soal pembiayaan juga tidak memadai jika mengikuti desain di Jepara. Jadi instalasi kita kombinasi, alam dan Hatchery,” ucapnya.
Ia mengaku, Hatchery dari Koperasi PNK ini akan dicatatkan ke Dinas Perikanan untuk mendapatkan sertifikat Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) di Kementrian Perikanan dan Kelautan. Sebelum ini, sudah ada kunjungan dari Dirjen untuk survey hatchery Koperasi PNK.
“Katanya, teknologinya ada dulu. Setelah itu baru diberikan sertifikatnya. Karena kan sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). kita harapakan Teknologi hatchery ini bisa mengatasi masalah pembenihan di alam yang sulit dihitung dan diteliti. Kepiting, jika sudah bertelur langsung menyebar, sehingga sulit mendapatkan yang kecil. Bahkan, angka kehidupan juga sulit dihitung,” bebernya.
Lebih lanjut Robin menjelaskan, Koperasi PNK juga memberdayakan lulusan Universitas Borneo Tarakan (UBT) untuk mendapatkan pelatihan di Takalar dan Jepara selama setahun, bahkan sudah mendapatkan sertifikat kompetensi, untuk kemampuan keahliannya. Selanjutnya, tinggal mengaplikasikan pengetahuannya di dua balai besar ini.
“Pertama kita uji coba dulu, Kalau berhasil akan langsung launching. Tapi, kita tidak mau target berapa. Sedikit-sedikit saja dulu, yang penting ketika berhasil akan disodorkan ke pemerintah. Kami sebelumnya juga sudah melakukan restocking untuk membudidayakan anakan kepiting di lokasi pertambakan, biar tidak mengandalkan Jepara terus, sehingga kita mandiri,” tuntasnya. (rt20)
Leave a Reply