Gerindra Tuding Pembatasan Akses Media Sosial Meniru Tiongkok

Jakarta: Politisi Partai Gerindra Andre Rosiade menyebut langkah pemerintah memblokir media sosial saat ini tak tepat. Ia menilai pemerintah hanya ikut-ikutan.

Politisi Partai Gerindra Andre Rosiade (kedua kanan).

“Rezim ini apa-apa dibatasi. Media sosial dibatasi, kok ikut-ikut Tiongkok. Mereka juga membatasi media sosial,” kata dia, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu, 25 Mei 2019.

Menurut dia langkah pemerintah memblokir media sosial selama sekitar tiga hari justru menyulitkan pelaku usaha daring. Ia menyebut pendapatan dari penjualan secara dari anjlok.

“Memblokir media sosial itu kan tidak tepat. Pedagang-pedagang online ini jadi kehilangan omzet, pendapatan berkurang. Merugikan,” ucap Ade.

Buntut dari pembatasan tersebut, Andre menuding pemerintah kerap bergaul dengan Tiongkok. Akibatnya, pengaruh bahkan ‘penyakit’ negeri tirai bambu itu melekat pada pemerintah Indonesia

Tidak hanya media sosial, Andre juga mengkritisi langkah pemerintah yang menutup akses jalan menuju Mahkamah Konstitusi. Menurut dia, pihaknya yang hendak mendaftarkan gugatan hasil pemilu jadi kesulitan.

“Rezim parno juga ini sekarang. Jalan-jalan ditutup, ini kan zaman reformasi. Takut kehilangan kekuasaan. Ya contohnya pembatasan jalan dan media sosial itu,” tudingnya lagi.

Pascakericuhan setelah pengumuman hasil pemilu, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI memutuskan membatasi akses media sosial untuk pengguna internet di Indonesia mulai Rabu 22 Mei 2019, terutama untuk aplikasi WhatsApp dan Instagram.

Langkah tersebut dilakukan untuk meredam penyebaran kabar hoaks yang membuat situasi semakin panas di Indonesia. Pemblokiran ini sejatinya akan dicabut ketika kondisi sudah mulai kondusif. (Red/MK/Medcom)


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *