Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengungkap dugaan penyebab meninggalnya ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Berdasarkan hasil analisis, mereka meninggal karena kelelahan.
Hal itu diungkapkan Dekan FKUI Ari Fahrial Syam saat menyambangi gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU). Mereka datang untuk audiensi terkait banyaknya petugas KPPS yang meninggal.
“Hari ini kami memberikan policy brief kepada KPU yang berisi berbagai analisis dan usulan-usulan ke depan,” kata Ari Fahrial di Gedung KPU, Jakarta, Senin, 29 April 2019.
Berdasarkan analisis awal, ratusan petugas KPPS wafat karena kelelahan bekerja. Waktu bekerja mereka melebihi jam biologis manusia.
“Mereka bekerja bahkan sampai 24 jam. Kita juga melihat pemeriksaan kesehatan mereka. Artinya, mereka sebagian ada yang sehat ada yang tidak,” lanjut Ari.
Selain jam kerja berlebih, Ari juga menyebut faktor psikis seperti kondisi stres juga memicu banyaknya petugas KPPS meninggal. Keadaan psikis seseorang dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan kerja.
“Karena mereka berada di tenda-tenda, di mana penerangannya terbatas, udara yang terbuka. Jadi kondisi lingkungan, kondisi fisik dan kondisi waktu kerja yang berlebihan menjadi salah satu penyebab mereka jatuh sakit dan menyebabkan kematian,” ujar Ari.
Ari mengatakan FKUI akan melakukan kajian mendalam terkait fenomena ini. Tim FKUI akan ke lapangan untuk melakukan kajian ilmiah. Hasilnya akan diunggah ke jurnal internasional.
“Ini akan menjadi masukan untuk pemerintah, artinya pemangku kepentingan yang berikutnya,” ujarnya.
Seperti diketahui, jumlah petugas KPPS yang meninggal dunia terus bertambah. “Berdasarkan data per hari ini, pukul 08.00 jumlah petugas KPPS wafat menjadi 296 orang,” kata Sekretaris Jenderal KPU, Arif Rahman Hakim di Gedung KPU.
Selain 296 meninggal dunia, sebanyak 2.151 petugas jatuh sakit, total ada 2.447 orang yang mengalami musibah saat bertugas.
Berdasarkan data yang dipaparkan Arif, jumlah petugas KPPS yang meninggal paling banyak terjadi di Jawa Barat sebanyak 86 orang, disusul Jawa Timur 39 orang dan Jawa Tengah 31 orang.
Sumber: medcom.id
Leave a Reply