Ekonomi Global: Bagai Pisau Bermata Dua

Oleh

Rahmadhaniah Putri I, Mahasiswi Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia

GLOBALISASI terus menerus memberi kemudahan bagi masyarakat dunia. Kemudahan ini berdampak besar bagi kehidupan manusia. Teknologi yang semakin maju dan berkembang memberikan “jalan pintas” bagi manusia untuk mengakses berbagai hal yang ada mulai dari mendapatkan informasi dan kejadian aktual dari seluruh penjuru dunia, hingga dapat berbelanja hanya dengan satu kali sentuhan tangan.

Salah satu penyebab dari globalisasi adalah memudarnya batas-batas negara. Hal ini tidak langsung terjadi begitu saja saat pengaruh globalisasi menjamur ke sebuah wilayah atau negara. Faktor yang mempengaruhinya adalah tentu dimana masyarakat dunia dengan mudah mengakses informasi yang telah diberikan oleh pers atas kebebasan berpendapat, migrasi, transaksi ekonomi tanpa batas, hingga pasar bebas. Memahami globalisasi melalui perspektif ekonomi mungkin menjadi hal yang menarik karena globalisasi memiliki sifat yang multidimensi Transaksi ekonomi yang paling popular saat ini adalah marketplace.

Marketplace sendiri adalah salah satu bentuk dari E-Commerce. Marketplace menjadi media bagi penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi jual beli di era modern ini. Transaksi dilakukan menggunakan media eletronik dan internet sebagai jaringan atau networking untuk menghubungkan kegiatan jual beli online tersebut. Tentu banyak MNC (Multinational Corporation) ataupun ITC (International Trade Center) yang sangat bergantung pada globalisasi, apalagi networking.

Bahkan networking menjadi salah satu kunci utama dalam berjalannya roda perokomian MNC maupun ITC tersebut. Contohnya saja aplikasi belanja online yang popular di Indonesia, Shopee dan Tokopedia. Tanpa aplikasi yang mereka ciptakan, akan sangat sulit bagi mereka untuk menggapai para konsumen dari seluruh Indonesia. Dan Amerika yang memiliki Amazon sebagai aplikasi belanja online terbesar yang berhasil mencapai para konsumen di seluruh dunia.

Rahmadhaniah Putri I, Mahasiswi Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia

Berkat marketplace yang menjadi salah satu bentuk dari E-Commerce, ekonomi global pun muncul dan terus berkembang hingga saat ini. Barang yang ditawarkan tak hanya berasal dari dalam negeri, namun juga dari luar negeri. Dengan adanya globalisasi, pasar menawarkan barang-barang yang lebih bervariasi hingga dapat memenuhi permintaan serta kebutuhan dari para konsumen. Terdapat beberapa barang atau produk yang hanya diproduksi di satu negara. Contohnya adalah album K-pop. Saat artis K-pop akan merilis lagu, secara otomatis mereka akan merilis album fisik yang diperjualbelikan secara bebas. Penggemar intenasional yang tidak dapat membeli langsung di Korea Selatan dapat membeli dengan mudah dengan menggunakan aplikasi belanja online yang menyediakan album tersebut. Ini adalah bentuk dari keberhasilan pasar Korea Selatan dalam memenuhi permintaan para konsumen interrnasional dan mencapai para penggemar K-pop di seluruh dunia. Para pengguna aplikasi belanja online pun dari berbagai kalangan sehingga dirasa tidak memungkinkan bagi pemilik marketplace kehilangan para konsumennya.

Di lain sisi, dikutip dari Republika.co.id (02/02/2018), Amazon mendapatkan peningkatan penjualan sebesar 38 persen menjadi 60 miliar dolar pada saat musim panas awal tahun baru. Laba bersih peritel online terbesar di dunia ini meningkat dua kali lipat menjadi 1,86 miliar dolar AS atau 3,75 dolar AS persaham pada kuartal IV 2017 .

Pengurangan pajak yang diterapkan presiden pun mejadi salah satu sebab meningkatnya penjualan Amazon. Mereka juga mengandalkan pengiriman cepat, Prime Now sebagai bentuk kemudahan yang ditawarkan oleh Amazon bagi konsumen untuk mempermudah dan mempercepat pengiriman barang selama musim panas sampai ke tangan konsumen. Terhitung sebanyak 4 juta pelanggan yang mneggunakan layanan Prime Now ini. Transaksi ekonomi tanpa batas dari pengaruh globalisasi ini menjadi penunjang berkembangnya Amazon dan perekonomian Amerika. Amerika cukup pandai dalam membaca kesempatan pasar global ini karena mereka sendiri memiliki kekuatan lebih sebagai negara adidaya dan teknologi informasi yang sangat mumpuni.

Berbeda cerita dengan Huawei, kerjasama mereka dengan Amerika tidak berjalan dengan mulus. Amerika memutuskan kerjasama dengan Huawei sejak tahun 2019 dengan alasan keamanan nasional yang terancam. Trump melarang perusahan-perusahaan Amerika untuk menjalin kerjasama bisnis dengan perusahan teknologi Tiongkok tersebut. Akibat hal tersebut Google selaku partner Huawei sebagai pendukung perangkat mereka tidak dapat melakukan kerjasama lagi dan mengalami kerugian hingga $12 miliar. Intel dan Qualcomm pun ikut menyusul memutuskan kerjasama dengan Huawei. Huawei pun mengeluarkan statement dengan putusnya kerjasama yang dilakukan oleh Amerika ini akan memberikan kerugian yang lebih besar kepada Amerika. Hal ini pun dibuktikan dengan AS yang mengalami kerugian sebesar Rp 156 T atau setara dengan $11 miliar akibat pemutusan kerjasama tersebut. Huawei pun melakukan pergantian dari Google ke HMS (Huawei Mobile Service) sebagai pendukung perangkat mereka.

Dari berbagai peristiwa diatas, tak selamanya globalisasi dan pekembangan teknologi memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Banyak tantangan yang harus dihadapi negara dan konsumen dalam menghadapai pengaruh globalisasi dalam ekonomi seperti threat of sovereignty atau ancaman kedaulatan negara akibat dari memudarnya batas-batas negara akibat dari globalisasi, jalur perdagangan yang semakin meluas, masyarakat yang semakin konsumtif karena barang yang disediakan bervariasi dalam memenuhi permintaan konsumen, pengaruh luar yang semakin kuat sehingga nilai-nilai lokal semakin berkurang, kebudayaan lokal semakin tergerus, tumbuhnya kapitalisme, dan munculnya environmental stress yaitu pengaruh dalam menghadapi dampak globalisasi yakni ketidakmampuan dalam ekonomi dalam mengikuti tren akibat lingkungan atau konstruksi sosial.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *