Bahayanya Produk Makanan dalam Kemasan Kaleng

Pada makanan kaleng, ada proses pemanasan makanan yang bertujuan untuk menghancurkan bakteri dan enzim berbahaya. Jika ada orang yang mengonsumsi makanan dari kaleng yang rusak atau penyok, dapat terserang botulisme.

Makanan kaleng dipercaya sudah menyebabkan kondisi anaerobik.

Anda tampaknya tidak terlalu dianjurkan mengonsumsi produk makanan dalam kemasan kaleng setiap hari. Sebab, makanan kaleng yang dikonsumsi secara rutin berbahaya dan dapat membuat Anda terkena masalah kesehatan yang parah.

Mengutip Times of India, produk makanan dalam kemasan kaleng juga menjadi alasan meningkatnya angka keracunan makanan konsumen. Pasalnya, sebelum makanan dikalengkan, ada proses pemanasan makanan yang bertujuan untuk menghancurkan bakteri dan enzim berbahaya.

Sayangnya proses pemanasan itu juga menghancurkan nutrisi baik yang terkandung di dalam makanan tersebut. Belum lagi kalau ditemukan cacat pada kemasan kaleng. Makanan semakin rentan hancur akibat terpapar udara yang mengandung pelbagai jenis bakteri.

Menurut Kementerian Pertanian Amerika Serikat (USDA), orang yang mengonsumsi makanan dari kaleng yang rusak atau penyok, dapat terserang botulisme. Botulisme merupakan kondisi keracunan serius yang disebabkan oleh racun dari bakteri Clostridium botulinum.

Ini bukanlah keracunan biasa. Botulisme merupakan bentuk keracunan makanan mematikan yang memengaruhi sistem saraf. Gejalanya bisa membuat penglihatan ganda, kelopak mata lesu, kesulitan menelan, dan kesulitan bernapas.

Selain itu, para ahli juga meminta masyarakat mengawasi bentuk jahitan logam yang mengemas produk kemasan kaleng. Jika jahitan logamnya terdapat lekukan, Anda harus benar-benar menghindari kaleng tersebut, meskipun Anda sudah telanjur membelinya.

Soalnya produk makanan dari kondisi kaleng yang seperti itu dipercaya sudah menyebabkan kondisi anaerobik. Akibatnya kaleng memberi ruang bagi patogen leluasa masuk ke dalam makanan kemasan tersebut.

Patogen diketahui merupakan agen biologis yang menyebabkan penyakit pada makanan. Meski begitu, jika penyok terdapat di bagian lain dari kaleng, makanan tersebut dianggap aman untuk dikonsumsi.

Hal itu serupa yang diungkapkan Culinary Institute of America. Menurut mereka, jika Anda menemukan lekukan pada jahitan kaleng, sebaiknya Anda menggantikannya dengan produk yang baru. Namun alangkah Baiknya Anda membawa kaleng tersebut kepada manajer toko. Dengan cara tersebut, Anda bisa terhindar dari produk cacat sekaligus melindungi orang lain agar tak membeli produk yang sama. (Red/MK/Medcom)


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *